Melakukan Investigasi Kayu Ilegal - Pustaka

Teknologi untuk mengidentifikasi spesies dan asal geografis

Teknologi untuk mengidentifikasi spesies

Anatomi kayu: Metode yang relatif sederhana ini terdiri atas pemeriksaan antar bagian pada permukaan produk kayu keras dengan menggunakan lensa atau mikroskop genggam. Pola sel dan pori-pori bisa diperbandingkan dengan informasi referensi untuk mengidentifikasi genus atau spesies kayu tersebut. Metode ini memiliki banyak keterbatasan yang signifikan. Ketepatan pertimbangan bisa dibuat tergantung pada tingkat variasi antar spesies dan keberadaan gambar referensi. Metode ini kemungkinan mahal, karena secara tradisional membutuhkan komitmen waktu yang cukup lama dari ahli anatomi kayu yang sangat terlatih. Beberapa sistem portabel otomatis yang bisa dimanfaatkan oleh non-ahli telah didesain, namun pada tahap pengembangan awal dan pada saat ini hanya bisa diterapkan terhadap serangkaian kecil spesies kayu. Anatomi kayu juga bisa dilakukan untuk produk-produk kayu keras.

Analisa serat: Bisa dilakukan terhadap produk-produk kertas dan bubur kayu, dimana serat masing-masing kayu diperiksa dengan menggunakan mikroskop. Meskipun jarang bisa membedakan sampai dengan tingkat spesies dengan menggunakan analisa serat, metode ini bisa digunakan untuk menentukan apakah ada kandungan kayu hutan tropis alami di dalam suatu sampel yang diklaim hanya terbuat dari kayu yang tumbuh di perkebunan.[1]

Analisa DNA: Secara teoritis metode identifikasi spesies yang paling bisa diandalkan, namun lebih mahal daripada anatomi kayu. Metode ini juga tergantung dari referensi informasi yang kurang lengkap, dan apakah mungkin untuk mengekstraksi DNA yang bisa diteliti dari suatu produk.

Spektrometry: Kemungkinan lebih murah dan mudah dibandingkan anatomi kayu atau DNA, teknologi ini mengidentifikasi spesies berdasarkan bagaimana spesies tersebut mencerminkan dan menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Namun, database referensi untuk metodologi ini bahkan lebih sedikit dibandingkan yang lainnya.

Menentukan asal geografis

Analisa DNA: Secara teori bisa juga digunakan untuk menyempitkan asal geografis suatu sampel spesies kayu tertentu, berdasarkan variasi alami DNA masing-masing spesies tertentu dalam suatu cakupan wilayah geografis.

Analisa Isotop Stabil: Menggunakan variasi alami proporsi berbagai versi berbeda pada elemen-elemen atom seperti karbon pada masing-masing sampel kayu, yang bervariasi sesuai dengan sifat tanah dimana pohon-pohon tersebut tumbuh.

Kedua metode tersebut memiliki potensi yang sangat besar, namun penerapannya terbatas pada saat ini terutama dengan tidak adanya database referensi sampel yang bisa diandalkan dari asal wilayah geografis yang telah diketahui. Bahkan ketika referensi database yang sedemikian sudah ada, data tersebut belum tentu bisa memiliki resolusi yang cukup untuk menentukan informasi asal geografis secara cukup terperinci untuk bisa digunakan dalam menentukan legalitas maupun pelanggaran hukum. Satu-satunya contoh hingga saat ini dimana database yang sedemikian dimanfaatkan untuk meneliti legalitas adalah penggunaan isotope untuk menentukan apakah kayu ek berasal dari Timur Jauh Rusia atau negara-negara yang bertetangga dengan Cina.[2]

Database DNA dan isotope juga pernah dikembangkan untuk spesies kayu tropis yang paling sering diperdagangkan yang berasal dari Afrika Tengah dan Barat, meskipun tampaknya resolusi mereka hanya cukup sebaik-baiknya untuk menentukan negara asal.[3] Database yang mencukupi untuk mendemonstrasikan negara asal untuk beberapa spesies kayu tropis utama lainnya dari Asia dan Amerika Latin, termasuk merbau[4], jati dan mahoni[5]  juga sudah dikembangkan. Apakah DNA atau isotope bisa diandalkan untuk menentukan asal geografis dengan lebih tepat, seperti sampai dengan kabupaten atau konsesi penebangan tertentu, masih menjadi pertanyaan. Upaya-upaya untuk menguji kemampuan untuk memanfaatkan database yang sedemikian untuk menentukan asal konsesi Merbau di Indonesia dan Iroko dan Sapele di Kamerun memang memberikan sedikit harapan, meskipun tingkat keyakinan yang diperoleh (sekitar 70%) belum mencukupi untuk melakukan penuntutan, dan masih kurang jelas apakah tingkat pengambilan contoh yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat kepercayaan yang lebih memadai bisa dilakukan.

Pada saat penulisan, biaya di UE untuk mengidentifikasi spesies sampel kayu keras dengan menggunakan anatomi kayu diperkirakan adalah US$100 – $200 per sampel, analisa DNA sekitar $300 – $700 per sampel.[6] Uji-uji isotopik untuk memverifikasi asal juga menelan biaya sekitar $200-$500 per sampel. Kegiatan tersebut membutuhkan sekitar beberapa hari hingga beberapa minggu untuk memperoleh hasil, tergantung dari berbagai faktor.[7] Detail kontak untuk lembaga-lembaga yang mampu melakukan uji-uji yang sedemikian tersedia di website dimana berbagai berita mengenai perkembangan lebih lanjut dengan teknologi-teknologi tersebut juga akan ditampilkan.

[1] Adam GrantRuth Nogueron and Craig Hanson, Q&A Fiber Testing-Paper and The Lacey Act, World Resources Institute blog, 2011 http://www.wri.org/blog/2011/01/qa-fiber-testing-paper-and-lacey-act

[2] EIA, ‘Liquidating the Forests: Hardwood Flooring, Organized Crime, and the World’s Last Siberian Tigers, 2013, http://eia-global.org/images/uploads/EIA_Liquidating_Report__Edits_1.pdf

[3] Degen, B. & Bouda, H., ‘Verifying timber in Africa’, ITTO Tropical Forest Update 24/1, 2015.

[4] Double Helix, The State of DNA Technology for Trees and Wood Products, 2011 http://www.illegal-logging.info/sites/default/files/uploads/DoubleHelixAppliedGeneticsForForestsReport072011.pdf

[5] Scheliha and Zahnen, Genetic and Isotopic Fingerprinting Methods – Practical Tools to Verify the Declared Origin of Wood, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit, 2010, Page 8

http://www.wwf.de/fileadmin/fm-wwf/Publikationen-PDF/Fingerprinting_conf_rep_EN.pdf

[6] Based on costs cited by the Thünen Institute on its website as of March 2016.

[7] Degen, B. & Bouda, H., ‘Verifying timber in Africa’, ITTO Tropical Forest Update 24/1, 2015.

Memanfaatkan data perdagangan

Sebagian besar negara-negara pengimpor dan pengekspor mempublikasikan data umum perdagangan. Data ini menyediakan gabungan informasi terkait kuantitas dan nilai dagang kategori-kategori produk-produk tertentu, antar negara-negara tertentu, dalam waktu satu bulan atau tahun. Dalam beberapa kasus, data tersebut bisa dibagi lebih jauh berdasarkan pelabuhan atau wilayah asal atau tujuan.

Meskipun data ini tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi hubungan dalam rantai pasok di tingkat perusahaan, data ini bisa digunakan untuk menyempitkan target-target negara di luar negeri dalam suatu investigasi ke dalam suatu rantai pasok tertentu (ketika bekerja dari asal pasokan), atau membantu mengidentifikasi rantai pasok yang layak untuk diteliti (ketika bekerja dari tujuan pasokan). Pembandingan data ekspor dari satu negara dengan data impor dari negara lain juga bisa mengungkap beberapa ketidaksesuaian yang merupakan indikasi dari perdagangan ilegal. Jika ada beberapa ketidak-cocokan antara volume yang tercatat meninggalkan suatu negara dan volume yang tercatat ketika memasuki tujuan yang dilaporkan, hal ini bisa menjadi indikasi penyelundupan, pencucian, kesalahan klasifikasi dan deklarasi dibawah volume dan nilai kayu yang sesungguhnya. Misalnya, pada awal tahun 2000-an, ketidak-cocokan dalam data bea cukai untuk ekspor kayu dari Indonesia dan Malaysia dan impor kayu dari Cina menunjukkan betapa besar volume kayu ilegal dari Indonesia yang diseludupkan keluar dari negara tersebut dan disalah-deklarasikan berasal dari Malaysia pada saat tiba di Cina [lihat Studi Kasus 10].

Data perdagangan terbagi atas kode-kode bea cukai, yang diterapkan terhadap kategori-kategori tertentu produk-produk kayu. Pemahaman terhadap kode-kode ini penting untuk menganalisa data perdagangan dan menginterogasi database catatan pengapalan [lihat Memperoleh informasi dari catatan pengapalan]. Kode-kode ini menggunakan standar internasional melalui Harmonised System (HS). Jumlah digit dalam kode tersebut mengindikasikan tingkat kekhususan. Enam digit yang pertama merupakan standar internasional, sementara masing-masing negara bisa membagi masing-masing kode tersebut lebih jauh lagi dengan menggunakan sub kategori delapan atau sepuluh digit. Misalnya, kayu diklasifikasikan dibawah HS Bab 44; kayu gergajian dibawah HS Kode 4407; kayu gergajian dari spesies kayu tropis utama termasuk dibawah Kode HS 440729; dan Indonesia mengklasifikasikan kayu gergajian Ramin dibawah Kode HS 4407295900.

Kemungkinan dimana suatu spesies atau produk tertentu memiliki kode delapan atau sepuluh digitnya sendiri dalam suatu negara tergantung dari volume perdagangan. Umumnya, negara-negara penghasil kayu memiliki klasifikasi yang lebih terperinci daripada negara pengimpor. Dalam upaya mendeteksi pelanggaran hukum atau menyempitkan fokus penelitian, pembagian produk kayu dalam kode bea cukai lebih bermanfaat bagi kayu-kayu gelondongan, kayu gergajian dan triplek (dimana spesies tertentu sering memiliki kode tertentu) dibandingkan kayu yang sudah diproses lebih jauh seperti perabot.

Data perdagangan untuk impor AS dan untuk impor negara anggota UE, dibagi berdasarkan bulan dan sangat mutakhir, tersedia di database online gratis yang masing-masing disediakan oleh USITC dan Eurostat. Data impor dan ekspor tahunan dan beberapa bulanan sampai dengan kode HS dengan level enam-digit untuk sebagian besar negara tersedia secara gratis melalui database online UNCOMTRADE. Beberapa negara lainnya memiliki database online gratis mereka sendiri. Layanan langganan berbayar seperti World Trade Atlas menyediakan data tambahan yang tidak tersedia di tempat lain.

Mengidentifikasi para pemasok dengan menggunakan kode skema sertifikasi

Banyak dari produk-produk kayu utama yang secara independen tersertifikasi telah memenuhi standar-standar tertentu di tingkat nasional, regional atau internasional terkait kualitas, keberlanjutan, atau kesehatan dan keselamatan. Beberapa contohnya seperti penandaan ‘CE’ untuk pemasok ke Eropa, sertifikasi ‘CARB’ untuk pemasok ke AS, sertifikasi ‘JAS’ untuk pemasok ke Jepang, dan sertifikasi keberlanjutan FSC. Masing-masing pemasok dialokasikan suatu kode unik ketika pemasok tersebut tersertifikasi dibawah salah satu sistem-sistem ini. Ketika identitas pemasok tidak ditunjukkan pada penandaan kayu, kemasan, dokumen resmi yang relevan atau database pengapalan, biasanya salah satu kode ini akan muncul. Kode ini kemudian bisa direferensi silang dengan daftar pemasok yang bersertifikast yang tersedia secara umum atau diperoleh dari perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan sertifikasi dan digunakan untuk langsung mengidentifikasi perusahaan pemasok. Pada tahun 2—7, misalnya, Greenpeace menggunakan metode ini untuk membantu mencaritahu hubungan antara triplek bahan tropis yang dijual di Belanda ke pabrik tertentu milik warganegara Cina yang diduga menggunakan kayu ilegal dari Papua Nugini. [1]

[1] Greenpeace International, Partners in Crime: How Dutch timber traders break their promises, trade illegal timber and fuel destruction of the paradise forests, Crime file, April 2007, http://www.greenpeace.nl/Global/nederland/report/2010/6/partners-in-crime-how-dutch.pdf

Merekam bukti secara rahasia

Meskipun metode-metode tersembunyi untuk merekam informasi (seperti kamera tersembunyi) merupakan yang paling sering dilakukan dalam rapat-rapat rahasia atau kunjungan-kunjungan perusahaan (yang seharusnya tidak dilakukan tanpa pelatihan khusus), suatu pemahaman akan metode-metode perekaman rahasia dan peralatan juga bermanfaat dalam konteks-konteks lain. Mereka dapat dimanfaatkan ketika kontak-kontak rahasia berhasil dibangun dengan perusahaan melalui telepon, dan ketika pendokumentasian kesaksian bisa diperoleh melalui percakapan-percakapan informal dengan para penebang dan supir truk selama investigasi lapangan. Rekaman rahasia atau setengah-rahasia juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengurangi resiko ketika mendokumentasikan bukti visual selama investigasi lapangan, ketika pembuatan film dan fotografi secara terang-terangan kemungkinan bisa menarik perhatian yang tidak diinginkan dan menimbulkan kecurigaan.

Alat-alat perekam suara bisa digunakan untuk merekam percakapan telpon ketika didekatkan ke telinga, wawancara informal jika disembunyikan dalam kantong atau tas. Video rahasia bisa direkam dengan menggunakan ponsel yang disesuaikan, tas dengan kelengkapan khusus, atau bahkan menggunakan lensa yang dipakai di badan, dan digunakan untuk mendokumentasikan percakapan-percakapan, dokumen-dokumen, penandaan-penandaan kayu dan temuan-temuan lapangan lainnya tanpa menarik banyak perhatian sebagaimana pembuatan film secara terang-terangan. Tetap saja berbagai gambar bisa dihasilkan dari video tersembunyi. Melalui latihan, perekam video dan kamera biasa bisa digunakan dengan setengah tersembunyi, yaitu dengan cara memegangnya sejajar dengan pinggang dan merekam tanpa melihat. Ponsel juga bisa digunakan untuk mengambil foto secara diam-diam, meskipun harus hati-hati untuk memastikan bahwa suara jepretan dan cahaya kilat kamera sudah dimatikan. Peralatan apapun yang digunakan, merupakan hal yang penting bahwa para operator berlatih secara menyeluruh terlebih dahulu, dan memastikan bahwa kartu memori sudah dikosongkan dan baterai terisi penuh sebelum setiap pertemuan.

Penandaan kayu

Di seluruh negara penghasil kayu, ada berbagai peraturan dan regulasi yang mengatur bahwa semua kayu legal harus diberi penandaan khusus pada bagian ujungnya. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pemotongan atau perdagangan kayu kemungkinan membuat tanda tambahan pada ujung kayu yang tidak diwajibkan oleh peraturan. Pemahaman akan penandaan ini dan kemampuan untuk mengartikan penandaan tersebut bisa bermanfaat ketika melakukan investigasi tindakan pelanggaran hukum dan penelusuran rantai pasok.

Penandaan kayu bisa dalam bentuk label, cat atau ‘cap-palu’ (dimana huruf dan angka ditekankan pada permukaan kayu dengan menggunakan palu khusus). Penandaan secara umum mengindikasikan nama dan/atau nomor izin dari wilayah pemanenan yang memiliki izin darimana kayu tersebut berasal. Kayu-kayu tersebut juga bisa diidentifikasi (dengan menggunakan suatu kode) wilayah tertentu di dalam konsesi tersebut dimana pohon dipotong. Di beberapa kasus, penandaan bahkan bisa dihubungkan dengan masing-masing pohon, yang tunggulnya harus diberi label dengan kode yang sama. Nama perusahaan jarang diberikan secara lengkap, namun biasanya berbentuk inisial atau kode perusahaan. Penandaan yang berbeda-beda diberikan pada ujung kayu pada tahapan yang berbeda dalam proses pemanenan, pengangkutan dan ekspor. Batang-batang kayu yang diekspor kemungkinan memiliki penandaan atau logo tambahan yang mengidentifikasi perusahaan pengekspor. Beberapa penandaan yang diwajibkan hanya boleh ditambahkan oleh para petugas, meskipun perusahaan sering kali diberi tanggung jawab, dengan pemeriksaan berkala oleh para petugas resmi.

Dalam kasus yang paling sederhana, kurangnya penandaan yang diwajibkan kemungkinan menunjukkan bahwa batang-batang kayu tersebut dipanen secara ilegal. Yang lebih sering, penandaan kayu bisa digunakan untuk melacak batang-batang kayu kembali ke suatu lokasi dimana penebangan liar belum terdokumentasikan. Penandaan palsu pada kayu juga bisa digunakan untuk mencuci kayu-kayu ilegal; penandaan tersebut mungkin ditambahkan pada kayu-kayu sejak awal, atau penandaan yang sesungguhnya mungkin dihapus atau digantikan. Di pelabuhan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 2013, misalnya, Greenpeace menyaksikan kayu-kayu yang diduga berasal dari sumber ilegal yang bagian ujungnya dipotong dan dicat dengan penandaan baru. Para investigator independen mungkin memiliki peluang untuk mengeskpos praktik-praktik yang sedemikian, namun untuk membuktikan penipuan yang sistematis biasanya membutuhkan suatu tingkat akses terhadap kayu-kayu tersebut dan dokumentasi terkait pada taraf yang hanya tersedia bagi para pemantau dengan mandat resmi.

Drones (pesawat tanpa awak)

Hingga baru-baru ini, fotografi udara membutuhkan penggunaan pesawat dan helikopter yang dikendarai oleh manusia, dan harganya sangat mahal. Namun, perkembangan pesat teknologi ‘drone’ atau pesawat tanpa awak secara dramatis semakin meningkatkan potensi pemanfaatan fotografi udara dalam investigasi lapangan. Karena drone bisa diterbangkan pada ketinggian rendah, ia menawarkan citra udara pada resolusi yang tidak mungkin bisa dicapai oleh citra satelit (untuk saat ini). Karenanya drone menghadirkan potensi yang besar untuk memantau wilayah-wilayah hutan yang terpelosok, baik untuk memantau keragaman hayati maupun penebangan liar.

Drone (yang juga dikenal sebagai kendaraan tak berawak / unmanned aerial vehicles / UAV) bisa dibagi menjadi dua jenis yang berbeda: pesawat dengan sayap tetap (fixed-wing) dan quadcopter. Pesawat dengan sayap tetap lebih mahal, membutuhkan keterampilan yang lebih tinggi, cenderung rumit untuk digunakan, namun bisa mencakup wilayah yang lebih luas. Quadcopter lebih murah, mudah digunakan dan cepat untuk dimanfaatkan, namun memiliki cakupan yang terbatas. Secara umum, pesawat dengan sayap tetap hingga saat ini sering dimanfaatkan dalam pemantauan hutan dan untuk pemetaan, sedangkan quadcopter secara umum dimanfaatkan sebagai alat dokumentasi yang lebih sederhana. Pemanfaatan pesawat tanpa awak semakin banyak yang dan dengan cepat diregulasikan di banyak negara. Para investigator harus memeriksa situasi hukum lokal yang terkini, sebelum memanfaatkannya di negara manapun.

Pesawat dengan sayap tetap

Setidaknya sejak tahun 2012, para ahli konservasi telah mengujicobakan penerapan UAV dengan sayap tetap untuk pemantauan jarak jauh. Kendaraan terbang dengan bobot ringan ini bisa dilengkapi dengan kamera dan alat GPS, mengambil gambar yang dilengkapi referensi geografis, sehingga membuatnya menjadi alat yang sangat efektif untuk memantau wilayah-wilayah yang terpencil dan tidak bisa diakses. Pesawat tersebut bisa diterbangkan sejalur dengan rute yang ditentukan sebelumnya atau dengan remote control, dan menjangkau 100 km per perjalanan.

Tidak seperti quadcopter (lihat dibawah ini), pesawat sayap tetap yang cocok untuk digunakan dalam pemantauan tidak dapat dibeli langsung ‘dari-rak’ namun biasanya membutuhkan beberapa penyesuaian pada produk-produk yang dijual secara umum. Pemanfaatannya juga membutuhkan pengetahuan yang luas dan latihan. Namun, berbagai saran sudah tersedia di internet, dan ada organisasi-organisasi khusus seperti Conservation Drones yang bisa membantu. Hasilnya, pesawat sayap tetap menjadi semakin terjangkau dan bisa diakses bagi LSM akar rumput atau bahkan masyarakat, untuk memantau wilayah teritori mereka. Pada tahun 2014, Sumatran Orangutan Conservation Programme dan Conservation Drones menerbangkan dua pesawat yang terpisah selama beberapa bulan diatas Taman Nasional Gunung Leuser. Citra yang diperoleh, yang dilengkapi dengan referensi geografis, menunjukkan bukti penebangan liar yang tidak bisa terlihat selama investigasi lapangan maupun patroli kaki, bahkan meskipun dekat dengan area. Bukti tersebut ditunjukkan kepada para petugas taman nasional yang mengambil tindakan untuk menghentikan penebangan tersebut.[1]

Quadcopters:

Dalam tiga tahun terakhir terlihat peningkatan drastis pada penjualan quadcopter kecil yagn dikendalikan dengan remote control, dan dipasangi dengan kamera.

Quadcopter harganya lebih terjangkau dan sangat mudah untuk digunakan. Berbagai macam model dengan berbagai tingkat kapabilitas sudah tersedia untuk dijual ‘langsung-dari-rak’ dan bisa dimanfaatkan untuk pemantauan hutan tanpa perlu penyesuaian khusus. Hanya dengan membaca di pagi hari dan berlatih di siang hari, sebagian besar pengguna bisa menjadi cukup ahli. Quadcopter memiliki jangkauan jarak yang lebih pendek dibandingkan pesawat sayap tetap, namun hal ini ditebus dengan kemudahan pemakaian dan kemampuannya berputar-putar di dalam suatu wilayah. Biasanya quadcopter dipandu dengan cara dilihat langsung, dengan menggunakan remote control, yang tidak sama dengan penggunaan rencana yang dipersiapkan sebelumnya mengenai wilayah yang akan dilewati oleh drone. Hal ini mengakibatkan cakupan wilayah yang lebih tidak komprehensif, dan gambar yang dihasilkan kemungkinan tidak dilengkapi dengan referensi geografis.

Meskipun demikian, sebagai alat bantu untuk investigasi lapangan, Quadcopter bisa sangat bernilai. Quadcopter bisa digunakan dalam waktu beberapa menit dan menawarkan pandangan mata burung mengenai kondisi di atas tanah. Quadcopter bisa dimanfaatkan untuk melihat pabrik kayu atau operasi penebangan dari jarak yang cukup aman. Seperti drones, rute Quadcopter juga bisa dirancang dengan menambahkan software dasar ke dalam alat tersebut.

[1] http://conservationdrones.org/2014/09/30/illegal-logging/

GPS, foto dan perangkat Open Data

Foto-foto yang diambil pada saat investigasi lapangan paling efektif jika dikombinasikan dengan data GPS. Hal ini bisa dicapai melalui proses sederhana dengan menyertakan peralatan GPS dalam gambar-gambar tersebut, sehingga layar yang menunjukkan garis bujur dan lintangnya bisa terlihat. Hal ini bisa bermanfaat pasca investigasi lapangan, untuk referensi silang bukti lapangan dengan data spasial kontekstual, seperti tunggul pohon bekas penebangan dengan peta-peta konsesi. Meskipun yang mungkin lebih penting adalah untuk menyediakan bukti bagi para penegak hukum atau pemangku kepentingan lainnya. Meskipun sederhana, ada seni pengambilan gambar yang disertai GPS, berkat refleksi layar dan kebutuhan untuk memastikan bahwa bukti dan angka yang terlihat dalam alat tersebut sudah fokus. Hal ini merupakan sesuatu yang bisa dikuasai dengan berlatih, dan latihan harus dilakukan sebelum melakukan pekerjaan lapangan. Pengetahuan dasar yang memadai mengenai bagaimana kamera berfungsi merupakan hal yang bermanfaat, agar nantinya bisa diperdalam sesuai kebutuhan,. Foto-foto harus diperiksa untuk memastikan bahwa koordinat GPS dan obyek foto terlihat dengan jelas, dan jika perlu lakukanlah pengambilan ulang.

Ponsel sekarang sudah dilengkapi dengan kamera dan GPS. Google telah mengembangkan seperangkat alat, yaitu Open Data Kit (ODK), sehingga perangkat keras bisa digunakan untuk mengumpulkan data di wilayah-wilayah terpencil. ODK memungkinkan para pengguna untuk:

  • Membuat berbagai bentuk formulir pengumpulan data atau survei;
  • Mengunduh formulir tersebut ke dalam ponsel dan mengumpulkan data;
  • Mengirimkan data tersebut ke sebuah server dan mengolahnya menjadi berbagai format yang bermanfaat.

ODK sudah pernah dimanfaatkan dalam situasi yang cukup rumit, misalnya, melakukan survei kesehatan di tempat-tempat terpencil di Afrika. Meskipun alat ini juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan yang relatif sederhana seperti penelitian lapangan dasar. Dalam konteks buku panduan ini, format yang dihasilkan dari ODK bisa didesain untuk meminta para pengguna untuk mencatat lokasi (dengan menggunakan GPS internal dalam ponsel), menyertakan satu atau beberapa gambar, teks narasi, dan pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda. Format tersebut kemudian bisa dikirimkan ke server baik langsung atau dari lapangan, jika ada koneksi internet ke ponsel tersebut, atau nanti ketika sudah kembali ke kantor. Data kemudian bisa diekspor dalam suatu format yang sesuai dengan software GIS, atau divisualisasikan pada Google Earth. Manfaatnya adalah perangkat tersebut secara otomatis menyusun dan membuat data lapangan yang jumlahnya besar menjadi rasional, dan secara otomatis menghubungkan antara gambar dengan lokasi.

ODK dan sistem-sistem yang serupa, yang jumlahnya cukup banyak, diterapkan untuk pemantauan hutan antara lain di Guyana, Basin Kongo, Indonesia, Myanmar, Kolombia dan Suriname. Manfaat dari ODK dibandingkan dengan sistem-sistem lainnya adalah ODK bisa digunakan dengan sederhana dan cepat, dan cuma-cuma. Sistem-sistem lain mungkin ada yang lebih cocok tergantung serangkaian kriteria yang digunakan. Informasi lebih lanjut bisa dilihat di opendatakit.org.

Jika teknologi-teknologi ini dimanfaatkan, atau para investigator memanfaatkan kamera atau ponsel yang dilengkapi GPS, mereka sebaiknya juga membawa dan menggunakan alat GPS terpisah yang sederhana sebagai cadangan; alat GPS yang terpisah ini lebih tahan banting, memiliki kapasitas baterai yang lebih tahan lama dan penerimaan sinyal yang lebih baik.

Citra dengan Resolusi Tinggi

Citra dengan resolusi paling tinggi yang ditampilkan di Google Earth adalah sekitar 60cm, yang berarti bahwa masing-masing piksel pada layar komputer akan mewakili 60 cm di lapangan. Resolusi ini cukup tinggi untuk melihat jalan logging, truk, bahkan setiap pohon dan kayu hingga sering disangka fotografi udara. Resolusi ini sudah melebihi resolusi tertinggi yang dimiliki Global Forest Watch yaitu 5m. Namun, resolusi tersebut hanya tersedia untuk beberapa wilayah, sebagian besar diantaranya menampilkan citra Landsat berukuran sekitar 15m piksel, dan hanya diperbarui sesekali.

Yang mungkin bisa juga dilakukan adalah mencari, melihat dan menambahkan citra dengan resolusi yang paling tinggi (termasuk citra Worldview yang digunakan oleh Google Earth) langsung dari penyedia komersil. Alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi citra yang telah tersedia adalah ‘Image Hunter’ yang disediakan oleh Apollo Mapping. Citra ini sangat mahal harganya yaitu US$16 per km2, dengan minimal pembelian mencapai 25km2. Di beberapa kasus, meskipun demikian, citra tersebut tetap bisa dilihat melalui pratinjau secara cuma-cuma (termasuk citra dari Worldview). Pratinjau tersebut memiliki resolusi yang dibawah resolusi penuh, namun meskipun demikian sudah memberikan resolusi yang lebih tinggi dibandingkan citra yang tersedia dari Landsat.

Pencitraan satelit merupakan bidang yang berkembang dengan cepat, dengan adanya beberapa organisasi yang bekerja untuk meningkatkan aksesibilitas citra dengan resolusi tinggi dan yang sudah diproses. Citra satelit kemungkinan akan semakin mudah diakses dan bermanfaat untuk pemantauan hutan.

Sumber informasi online

Data relevan dalam jumlah besar tersedia online, bahkan yang berkaitan dengan negara-negara yang kurang begitu jelas. Pemanfaatan mesin pencari (search engine) yang cenderung sederhana bisa memberikan akses ke berbagai perizinan, latar belakang beberapa perusahaan dan mengidentifikasi berbagai rute pasar. Namun, praktik yang baik terkait mencari kemana dan bagaimana cara mencarinya perlu diterapkan untuk memastikan bahwa semua kemungkinan peluang sudah habis ditelusuri.

Ketika pencarian awal membuahkan hasil temuan potensial menarik yang jumlahnya luar biasa banyak, penting untuk memanfaatkan istilah pencarian dengan cerdas agar bisa fokus pada informasi kunci. Pencarian bisa dibatasi hanya untuk hasil-hasil dari website lembaga pemerintah yang relevan, misalnya, atau terbatas hanya untuk hasil-hasil yang terdapat dalam jenis-jenis dokumen tertentu, seperti dokumen Excel  atau PDF. Pencarian juga bisa dikategorikan dalam kata sehingga hanya hasil-hasil yang memiliki nama perusahaan dan jenis perizinan tertentu yang muncul. Sebagian besar mesin pencari memiliki fitur ‘pencarian mutakhir’ (‘advance search’) untuk membantu, namun biasanya pembatasan pencarian juga bisa dilakukan dengan lebih mudah, yaitu dengan mengetik teks tambahan pada boks pencarian biasa (misalnya, dengan menambahkan ‘website: [nama domain]’ agar hasilnya terbatas hanya dari domain tersebut.

Merupakan hal yang penting untuk mengingat bahwa mesin pencari merupakan alat yang tidak sempurna. Beberapa informasi mungkin bisa diketemukan dalam suatu mesin pencarian, namun tidak ada di mesin yang lain, sehingga mungkin bermanfaat untuk mencoba beberapa mesin pencari. Konten ‘website tersembunyi’ (‘hidden web’) meliputi informasi yang bisa diakses hanya melalui pencarian pada website-website yang relevan (seperti informasi anggota pada website skema sertifikasi seperti FSC, atau database artikel-artikel lama pada website surat kabar), informasi yang hanya bisa diakses berdasarkan registrasi (seperti database resmi pemerintah mengenai rekam keuangan dan kepemilikan perusahaan), dan arsip-arsip halaman website lama. Merupakan hal yang tak kalah penting untuk mengingat bahwa informasi yang diperoleh secara online bisa saja tidak dapat dipercaya atau sudah tidak berlaku lagi.

Meskipun sumber-sumber informasi utama terkait perizinan atau perusahaan seringkali adalah website pemerintah, perusahaan, LSM dan pemberi sertifikasi, sumber online lainnya juga sama pentingnya atau lebih bernilai ketika menyangkut bentuk-bentuk informasi relevan yang berbeda. Misalnya, jika digunakan oleh perusahaan yang tertarik, syarikat perdagangan online (e-dagang) seperti Alibaba.com bisa menjadi sumber informasi yang sangat diperlukan. Ketika penelitian fokus mengenai suatu wilayah atau spesies tertentu, fokus tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk mengidentifikasi beberapa target. Hal ini bisa menjadi tuntunan untuk investigasi tersembunyi ke dalam perdagangan [lihat Bagian 9]. Investigasi tersembunyi juga bisa dilakukan melalui platform media sosial. Walaupun media sosial seringkali menunjukkan hubungan dengan berbagai perusahaan, media tersebut lebih sering menunjukkan hubungan antar individu. Facebook dan LinkedIn terutama bisa menjadi alat yang sangat bernilai untuk mengidentifikasi koneksi antar individual. Dengan melakukan penelusuran ke arah eksternal, koneksi antar perusahaan, hubungan dagang dan bahkan korupsi bisa diidentifikasi.

Keterbukaan Informasi

Banyak negara yang memiliki peraturan yang secara umum disebut sebagai undang-undang Keterbukaan Informasi dalam bentuk yang berbeda-beda di masing-masing tempat. Peraturan tersebut disahkan untuk memberikan hak hukum bagi warga negara untuk memperoleh informasi yang dipegang oleh pemerintah, untuk meningkatkan kemampuan masyarakat sipil untuk menuntut pertanggung-jawaban dari pemerintah.

Peraturan-peraturan tersebut secara umum menjelaskan mengenai jenis-jenis informasi yang seharusnya bisa diakses oleh masyarakat berdasarkan permintaan, informasi yang harus dipublikasikan secara proaktif, dan informasi yang masih dikenai pembatasan. Informasi komersial yang sensitif secara umum berada pada kategori terakhir, sehingga menjadi tantangan dalam mengakses informasi yang berhubungan dengan perusahaan. Kemauan lembaga-lembaga pemerintah untuk merilis informasi sesuai dengan hukum sangat bervariasi, dimana pemerintah seringkali menahan informasi dan hal ini bertentangan dengan hukum. Di Indonesia, misalnya, LSM harus menempuh jalur hukum untuk memaksa pemerintah untuk mempublikasikan data yang relevan terkait pemanenan dan pemrosesan kayu.

Meskipun demikian, peraturan-peraturan tersebut sudah bisa dan pernah dimanfaatkan sebagai alat-alat penting dalam meningkatkan kemampuan masyarakat sipil untuk memonitor sektor kehutanan dan mengidentifikasi pelanggaran hukum dalam pemanenan dan perdagangan kayu. Environmental Investigation Agency, misalnya, mampu membangun sistem pencucian kayu yang rumit yang dilakukan oleh beberapa perusahaan di Peru [Lihat Studi Kasus 6] dengan menggunakan undang-undang untuk mengakses data pemerintah mengenai ekspor dan laporan-laporan inspeksi konsesi kayu.

Peraturan Keterbukaan Informasi dan Voluntary Partnership Agreements (Perjanjian Kemitraan Sukarela)

Ketentuan-ketentuan dalam peraturan mengenai Keterbukaan Informasi yang khusus mengenai kayu sudahdimasukkan ke dalam naskah Voluntary Partnership Agreements (VPA), yang merupakan peraturan-peraturan hukum antara EU dan beberapa negara pengekspor kayu untuk mendorong suplai kayu legal terverifikasi. Perjanjian ini menerapkan beberapa kewajiban hukum untuk membuka informasi, bahkan di negara-negara dimana undang-undang keterbukaan informasi belum disahkan.

Sebagian besar naskah VPA meliputi Lampiran yang menjelaskan mengenai informasi yang harus dipublikasikan, dalam berbagai cara, untuk memfasilitasi pemantauan legalitas. Hal ini biasanya meliputi berbagai data, sampai dengan lokasi masing-masing hak penebangan dan lokasi fasilitas-fasilitas pemrosesan yang valid. Hal ini juga meliputi kumpulan data produksi penebangan tahunan. Implementasi VPA lambat dan bervariasi, sehingga ada kemungkinan dimana datanya tidak tersedia, meskipun data tersebut tetap harus bisa diakses. Lampiran mengenai Informasi Publik telah disertakan ke dalam VPA di negara-negara berikut ini:

  • Kamerun (Lampiran VII)
  • Republik Afrika Tengah (Lampiran XI)
  • Indonesia (Lampiran IX)
  • Liberia (Lampiran IX)
  • Republik Kongo (Lampiran X)

VPA dinegosiasikan dengan beberapa negara lain di Amerika Latin, Afrika dan Asia. Naskah VPA yang sudah final, termasuk Lampiran-lampirannya, bisa dilihat di website FLEGT EU.[1]

[1] http://www.euflegt.efi.int/vpa-text-and-annexes

Mengembangkan cerita samaran untuk digunakan dalam investigasi rahasia

Ketika berusaha untuk memperoleh informasi dari beberapa perusahaan dengan menggunakan metode samaran, sifat dari cerita samaran tersebut harus ditentukan bagi tiap-tiap kasus, tergantung (diantaranya) dari karakteristik perusahaan dan potongan informasi penting apa yang dicari. Yang paling kentara adalah menyamar sebagai seorang calon pembeli, namun opsi lainnya bisa juga menyamar sebagai peneliti akademis. Manfaat dari menyamar sebagai calon pembeli adalah perusahaan-perusahaan lebih cenderung mau memberikan waktu mereka jika mereka merasa ada potensi penjualan. Kerugiannya adalah mudah tertangkap – cenderung seperti pengulur waktu, ketimbang sebagai seorang investigator – jika detail dan bahasa perdagangannya tidak tepat. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan (terutama yang paling banyak melanggar hukum) kemungkinan besar tidak mau memberikan waktu mereka kepada seorang peneliti. Namun jika perusahaan tersebut melakukannya, tidak perlu berpura-pura memiliki pengetahuan tentang perdagangan. Pertanyaan-pertanyaan yang jelas, bahkan langsung, bisa diajukan, bahkan mengenai legalitas dan korupsi. Kemungkinannya juga kecil bagi orang yang diwawancarai untuk membesar-besarkan atau berbohong, sebagaimana yang mungkin mereka lakukan dalam upaya untuk memberi kesan terhadap seorang calon pembeli.

Setelah cerita samaran yang sesuai ditentukan, para investigator harus melakukan penelitian untuk memastikan bahwa mereka bisa mendukung cerita tersebut. Jika mereka menyamar sebagai pembeli, contohnya, mereka akan perlu memiliki pemahaman yang memadai mengenai jenis produk-produk yang para konsumen ingin beli, dan pertanyaan-pertanyaan yang mereka bisa ajukan tanpa menimbulkan kecurigaan. Sering kali seorang investigator yang menyamar sebagai pembeli akan mencari informasi yang tidak lazim untuk ditanyakan – seperti detail mengenai asal kayu yang digunakan dalam suatu produk (termasuk salinan dokumen resmi), atau identitas para konsumen lain – sehingga alasan pembenaran tertentu perlu dikembangkan sebagai bagian dari cerita samaran tersebut.

Mereka juga mungkin perlu menyempurnakan identitas samaran, sehingga mereka bisa menjelaskan siapa mereka bagi perusahaan-perusahaan yang mereka dekati. Hal ini bisa termasuk memperoleh alamat email yang khusus digunakan untuk tujuan ini dan bahkan mungkin membuat website perusahaan palsu. Tergantung bagaimana target tersebut diidentifikasi, para investigator juga mungkin perlu menyiapkan cerita samaran mengenai bagaimana mereka tahu tentang perusahaan tersebut dan memperoleh detail kontak yang digunakan.

Membangun profil perusahaan

Ketika suatu perusahaan sasaran yang diminati telah teridentifikasi, merupakan hal yang bermanfaat untuk mencari tahu sebanyak mungkin tentang perusahaan tersebut, termasuk informasi yang tampaknya tidak berhubungan atau tidak relevan dengan kegiatan-kegiatan khusus di sektor kayu. Hal ini bisa diterapkan ke berbagai perusahaan di setiap tahap rantai pasok.

Informasi ini harus disusun sebagai suatu profil perusahaan dalam suatu dokumen, yang bisa dikembangkan seiring dengan penemuan data. Suatu profil perusahaan bisa meliputi informasi berikut ini:

  • Dimana letak kantor perusahaan tersebut;
  • Seberapa besar perusahaan tersebut, dalam hal volume kayu yang ditangani, wilayah konsesi/izin penebangan yang dimiliki, atau pemasukan;
  • Siapa pemilik perusahaan tersebut, baik individu atau para pemegang saham;
  • Eksekutif atau manajer utama dalam perusahaan tersebut;
  • Perusahaan-perusahaan yang berafiliasi, terutama perusahaan-perusahaan induk;
  • Perusahaan-perusahaan atau wilayah-wilayah dimana perusahaan tersebut membeli dari dan menjual ke;
  • Koneksi-koneksi ke perusahaan-perusahaan atau individu lain, dengan fokus pada politisi;
  • Bagaimana perusahaan tersebut membiayai kegiatan operasionalnya. Misalnya, apakah perusahaan tersebut bergantung pada pinjaman dari bank atau instrumen keuangan lain.

Kebanyakan informasi yang dibutuhkan untuk membangun profil perusahaan bisa ditemukan melalui pencarian online [lihat Tool Box: Sumber informasi online]. Jika suatu perusahaan merupakan perusahan yang sahamnya tercatat, perusahaan tersebut akan menerbitkan informasi yang bermanfaat di pasar saham nasional atau dalam laporan-laporan tahunannya. Sumber-sumber online lainnya antara lain website perusahaan, laporan-laporan dari media (termasuk jurnal-jurnal finansial dan perdagangan), dokumen-dokumen pemerintah dan perizinan atau pasar online untuk produk-produk kayu. Dalam beberapa kasus, kemungkinan tidak banyak informasi online. Namun informasi juga bisa diperoleh selama kunjungan lapangan, terutama dengan mewawancarai komunitas atau para pekerja [lihat Kunjungan Lapangan]. Mewawancarai perusahaan-perusahaan lain yang beroperasi di sektor tersebut, baik secara terbuka maupun tertutup [lihat Investigasi rahasia] bisa menyingkap informasi. Beberapa perusahaan terkadang terbukti mau memberikan informasi mengenai kompetitor-kompetitor mereka.

Pemahaman, sebisa mungkin, akan sifat suatu perusahaan bisa memberikan petunjuk investigatif baru, terutama dalam hal rantai pasok. Pemahaman tersebut juga bisa mengungkap beberapa bentuk tindakan pelanggaran hukum yang berbeda. Di beberapa negara, misalnya, merupakan hal yang ilegal bagi orang-orang yang memiliki koneksi dekat dengan politisi (orang-orang yang terkenal atas karirnya di bidang politik) untuk mengambil manfaat dari alokasi sumber daya alam. Hal ini bisa memunculkan peluang baru untuk memberikan tekanan. Misalnya, beberapa bank atau dana investasi akan melepas investasi atau menangguhkan hubungan mereka dengan perusahaan-perusahaan yang terekspos melakukan tindakan pelanggaran hukum, yang pada akhirnya bisa memberikan tekanan bagi mereka untuk melakukan perubahan [lihat Studi Kasus 2].

Pemeriksaan online terhadap latar belakang bisa membantu mengungkap afiliasi politik, kepentingan-kepentingan bisnis lainnya, korupsi atau kegiatan kriminal di masa lampau, pelanggaran hak asasi atau lingkungan yang terhubung dengan suatu konsesi atau pabrik pemotongan kayu. Hal ini memberikan konteks yang berharga bagi suatu investigasi. Misalnya, jika ada keterlibatan kepentingan politik yang besar, hal ini bisa membantu menjelaskan mengapa para pelaku penebangan liar memiliki kekebalan saat beroperasi. Hal ini juga membantu mengidentifikasi kemungkinan resiko-resiko yang akan dihadapi selama kunjungan lapangan.

Mengurangi berbagai resiko dalam investigasi lapangan

Melakukan investigasi terhadap penebangan liar memiliki resiko-resiko yang signifikan, terutama pada saat melakukan pekerjaan lapangan. Di banyak negara, mereka yang melakukan investigasi pada bidang ini sudah pernah ditahan dengan semena-mena, mengalami luka parah atau bahkan dibunuh, dan siapapun yang merencakan pekerjaan yang sedemikian harus mengambil resiko-resiko tersebut dengan serius dan mengambil langkah-langkah yang memadai untuk mengkaji dan menguranginya.

Sifat dan tingkat resiko ketika melakukan kerja lapangan bisa sangat bervariasi antar negara dan di dalam suatu negara. Di semua kasus, ketika tujuannya adalah untuk mendokumentasikan kegiatan ilegal, merupakan hal yang bijaksana untuk mengasumsikan bahwa ada resiko pada kadar tertentu. Para investigator lapangan bisa menjadi sasaran ancaman dari para penebang kayu, sekuriti perusahaan atau ditahan oleh polisi, baik dengan jaminan atau tidak. Ketika bepergian ke wilayah hutan yang terpencil, dengan komunikasi yang terbatas, atau bahkan tidak ada, dengan dunia luar, mereka bisa terdampar jika menderita cedera karena kecelakaan, atau mengalami kerusakan pada kendaraan.

Dalam beberapa skenario berikut, strategi untuk mengurangi resiko fokus pada mengkaji dengan hati-hati resiko-resiko yang mungkin terjadi, dan mengembangkan rencana-rencana kontingensi, termasuk membangun sistem komunikasi dengan seseorang yang tidak terlibat secara langsung dalam pekerjaan lapangan tersebut. Langkah-langkah berikut ini bisa memberikan beberapa panduan dan sebaiknya diadaptasikan sesuai dengan situasi lokal. Pada akhirnya, jika resiko tersebut terlalu besar, maka satu-satunya langkah untuk mengurangi resiko yang paling sesuai adalah tidak melakukan pekerjaan lapangan sama sekali.

  • Sebelum dilakukannya setiap investigasi, kajian tertulis terkait berbagai kemungkinan resiko harus dipersiapkan.
  • Ketika investigasi lapangan diharapkan mencakup wilayah-wilayah di luar cakupan jaringan telepon/ponsel, telepon satelit harus dibawa sebagai cadangan darurat; telepon satelit ini biasanya bisa disewa dengan harga yang cukup masuk akal.
  • Para investigator lapangan harus mengembangkan suatu rencana dan jadwal perjalanan yang jelas, menentukan berapa jumlah hari yang mereka perkirakan akan dihabiskan di suatu lokasi tertentu. Mereka harus berusaha menentukan jika dan kapan mereka jelas-jelas akan tidak bisa dihubungi melalui telepon atau sarana lainnya.
  • Rencana tersebut harus dibagikan kepada kontak yang terpercaya, idealnya seorang anggota tim, yang tidak akan bisa terlibat dalam investigasi lapangan, yang setuju untuk memastikan bahwa mereka bisa dikontak dengan menggunakan ponsel selama 24 jam sehari selama masa investigasi lapangan.
  • Tim lapangan harus membuat suatu rencana komunikasi, agar kontak yang dinominasikan bisa melakukan panggilan pengecekan rutin, dengan memikirkan keterbatasan akses terhadap telepon. Rencana tersebut harus menjelaskan mengenai langkah apa yang akan diambil, sebagaimana yang sudah ditentukan sebelumnya, jika tidak ada kontak dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini bisa termasuk menjangkau kontak lain yang diketahui berada di wilayah tertentu, atau memberitahukan petugas pemerintah jika dirasa aman dan tepat. Rencana tersebut harus menyertakan rincian kontak orang-orang yang relevan yang akan dihubungi dalam berbagai situasi darurat, termasuk nomer ponsel.
  • Di beberapa wilayah, akan sesuai bagi para investigator lapangan untuk mengidentifikasi seorang pengacara yang bisa dihubungi jikalau mereka ditangkap atau ditahan. Idealnya, pengacara tersebut seharusnya dikontak sebelum dilakukannya investigasi lapangan.
  • Para investigator lapangan harus menggunakan sopir yang sudah pernah diuji dan terpercaya jika mungkin dan memastikan bahwa mereka mengetahui sifat sensitif tugas tersebut; mereka juga harus melakukan pengujian dasar terhadap kendaraan (seperti mengecek ban serep) sebelum berangkat.
  • Para investigator lapangan harus memiliki cerita samaran yang menjelaskan alasan keberadaan mereka di suatu wilayah tertentu. Cerita ini harus pendek, dan sesederhana mungkin. Contohnya, melakukan penelitian dari suatu universitas atau berwisata.
  • Investigator lapangan harus memastikan bahwa mereka sebisa mungkin tidak menarik perhatian (seperti dengan menodongkan kamera keluar jendela mobil) hanya untuk mengumpulkan bukti kunci; tugas-tugas dengan prioritas yang lebih rendah (seperti merekam video dan foto untuk membantu mengilustrasikan suatu laporan) sebaiknya hanya dilakukan setelah tugas-tugas prioritas diselesaikan.
  • Para investigator sebaiknya menentukan bagaimana mereka akan berkomunikasi dengan masyarakat lokal, dan sejauh mana tujuan mereka yang sesungguhnya harus diceritakan. Penting halnya untuk jujur jika memungkinkan.
  • Para investigator harus memastikan bahwa ketika masyarakat berbagi informasi, mereka sudah menyepakati ketentuan dimana informasi tersebut bisa digunakan. Hal ini terutama penting ketika informasi tersebut secara langsung berkaitan dengan mereka. Perjanjian ini harus jelas, tidak ambigu dan dihormati.

Para investigator harus memastikan bahwa data dikelola dengan cara yang sedemikian sehingga informasi sensitif tidak jatuh ke tangan yang salah, jika ada kejadian dimana mereka ditangkap atau ditahan oleh staf perusahaan. Setidaknya, telepon, laptop dan perangkat kasar lainnya sebaiknya dilindungi dengan kata sandi. Hardware sebaiknya ‘dibersihkan’ dari data yang memberatkan atau sensitif, yang bisa disimpan dalam suatu hard drive eksternal. Idealnya, data seharusnya menggunakan sandi dan tersembunyi dari akses yang kentara. Software enkripsi mudah digunakan dan bisa diunduh gratis.

Kontak

Beberapa kontak yang bermanfaat telah disediakan di bawah ini, termasuk kontak lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi yang bertanggung-jawab mengimplementasikan dan menegakkan EUTR dan Lacey Act. Komunitas, para aktivis dan organisasi-organisasi masyarakat sipil bisa mengirimkan informasi yang relevan langsung kepada lembaga-lembaga ini. Meskipun demikian, kami merekomendasikan anda untuk menghubungi Earthsight terlebih dahulu, karena kami memiliki hubungan pribadi dengan beberapa orang penting dan bisa membantu memastikan bahwa informasi yang anda ajukan mencapai orang yang tepat dan memperoleh perhatian yang sesuai.

Otoritas-otoritas Kompeten EUTR

Masing-masing negara EU telah menominasikan ‘Otoritas Kompeten’ yang bertanggung-jawab untuk mengimplementasikan EUTR, yang seharusnya dihubungi oleh komunitas-komunitas dan aktivis-aktivis yang memiliki informasi relevan yang ingin diberikan sehubungan dengan kayu illegal atau berisiko tinggi yang ditujukan ke negara tersebut. Daftar kontak lengkap Otoritas Kompeten di 28 Negara Anggota plus Norwegia (yang mengimplementasikan EUTR melalui keanggotaannya di EEA (Wilayah Ekonomi Eropa) tersedia di sini. Beberapa nama petugas yang bekerja di Otoritas Kompeten tersedia di sini.

Komisi Eropa

Meskipun tidak memegang peran penegakan peraturan secara langsung, Komisi Eropa membantu memonitor implementasi EUTR yang dilakukan masing-masing negara Uni Eropa. Komisi Eropa juga menyediakan panduan resmi mengenai interpretasi hukum, dan bertanggung-jawab mengelola daftar ‘organisasi pemantau’ yang dikerahkan untuk membantu perusahaan-perusahaan menjalankan uji tuntas dalam pembelian kayu yang mereka lakukan. Informasi lebih lanjut dan rincian kontak tersedia di sini.

‘Organisasi Pemantau’ EUTR

EUTR memungkinkan adanya pengakuan resmi terhadap ‘organisasi-organisasi pemantau’. Organisasi-organisasi tersebut adalah perusahaan-perusahaan yang diberdayakan untuk secara resmi mendampingi para pedagang kayu dan produk kayu, dengan menyediakan bagi mereka suatu sistem uji tuntas dan mengevaluasi implementasi yang dijalankan atas sistem tersebut. Organisasi-Organisasi Pemantau diwajibkan untuk melaporkan kegagalan untuk mematuhi uji tuntas yang terjadi berulang kali kepada Otoritas Kompeten di negara yang relevan. Otoritas Kompeten, pada gilirannya, bertanggung jawab memeriksa kegiatan-kegiatan yang dilakukan Organisasi-Organisasi Pemantau dan menghukum mereka jika melanggar kewajiban-kewajibannya berdasarkan EUTR. Suatu daftar mengenai Organisasi-Organisasi Pemantau  dan negara-negara dimana organisasi tersebut boleh beroperasi dikelola oleh Komisi Eropa di sini.

Fasilitas EFI FLEGT

European Forest Institute (EFI) atau Institut Kehutanan Eropa beroperasi dibawah ‘Fasilitas FLEGT EU’, yang bekerja mewakili Uni Eropa (UE) dalam mengimplementasikan Rencana Aksi Penegakan Peraturan, Tata Kelola dan Perdagangan Kehutanan (Action Plan on Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT)), dimana EUTR merupakan salah satu elemennya. Peran utama fasilitas tersebut adalah dalam menegosiasikan dan mengimplementasikan Perjanjian Kemitraan Sukarela (Voluntary Partnership Agreement (VPA)) antara UE dengan negara-negara penghasil kayu. Website Fasilitas tersebut memuat saran dan latar belakang mengenai EUTR. Fasilitas tersebut sudah mengalokasikan staf bagi setiap negara penghasil yang menegosiasikan atau mengimplementasikan suatu VPA. Rincian kontak fasilitas tersebut tersedia di sini.

US Fish & Wildlife Service (USFWS) / Layanan Perikanan & Hewan Liar Amerika Serikat (AS)

Seluruh tanggung jawab untuk menegakkan amandemen-amandemen Lacey Act Amerika Serikat tahun 2008 dipegang oleh Kantor USFWS. Rincian email dan nomor telepon Kantor tersebut tersedia pada website mereka.

APHIS

Tanggung jawab untuk mengawasi implementasi ketentuan Deklarasi Tumbuhan berdasarkan amandemen-amandemen Lacey Act AS tahun 2008 dipegang oleh Layanan Inspeksi Kesehatan Hewan dan Tumbuhan (Animal & Plant Health Inspection Service (APHIS)). Informasi lebih lanjut dan alamat email bisa dilihat di halaman yang relevan pada website APHIS Lacey Act.

Departemen Kehakiman

Bagian Kejahatan Lingkungan di Divisi Lingkungan dan Sumber Daya Alam di Departemen Kehakiman AS merupakan lembaga yang bertanggung jawab menghakimi setiap kasus pelanggaran Lacey Act. Rincian kontak Divisi tersebut, dan nama Kepala Bagian tersebut, tersedia pada website Departemen Kehakiman, di sini.

Pelarangan Penebangan Liar Australia

Australia telah mengesahkan legislasi yang mirip dengan Lacey dan EUTR pada tahun 2012. Legislasi tersebut dikenal sebagai Undang-Undang Pelarangan Penebangan Liar Australia (Australian Illegal Logging Prohibition Act). Siapapun yang memiliki informasi mengenai kayu illegal yang ditujukan ke Australia harus menghubungi otoritas relevan. Penjelasan terperinci mengenai latar belakang dan kontak tersedia di sini.

Client Earth

Client Earth merupakan suatu LSM Eropa yang mendorong dan menyediakan pendampingan bagi organisasi-organisasi masyarakat sipil dalam mengumpulkan dan mengajukan informasi terkait EUTR. Tim pengacara professional mereka terutama memiliki kedudukan yang sangat tepat dalam menyediakan berbagai saran mengenai pengajuan kepedulian dari perspektif hukum. Beberapa halaman penjelasan mengenai EUTR yang mereka sediakan, bisa ditemukan pada website mereka, yang juga mencakup rincian kontak. Video animasi yang menjelaskan pentingnya bukti yang disediakan oleh komunitas-komunitas dan para aktivis bagi implementasi EUTR tersedia di sini.

Stay up to date with all Earthsight news & updates

Receive email updates for the latest news and insights from Earthsight and be among the first to read our new investigations.

We keep your data secure and don’t share anything with third parties. Read full terms.